Malam ini, saya sedang melihat-lihat timeline lewat akun twitter saya. Saat sedang membaca beberapa tweet di timeline, tiba-tiba mata saya terusik dengan sebuah tweet dari sebuah akun media digital yang bertajuk seperti ini, "Tak Bisa Ibadah, Anak Ini Tulis Surat ke Presiden".
Karena begitu penasaran, saya klik link yang ada disitu kemudian muncul laman artikelnya. Ternyata isi artikel itu cukup menarik, berisi tentang sebuah surat yang ditulis oleh seorang anak kelas 1 SMP yang ditujukan kepada bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Anak ini bernama, Edward Matthew Sitorus atau biasa disapa Edo. Dia adalah salah satu anak yang berasal dari jemaat GKI Yasmin di Bogor, yang kita tahu sampai sekarang kasusnya masih belum menemukan titik temu.
Ini adalah kali kedua Edo menulis surat untuk sang Presiden. Surat pertama ia buat ketika ia masih kelas 6 SD, ia juga sudah pernah mengirimkan suratnya itu langsung ke istana negara. Namun, ia mengaku ia tidak pernah mendapatkan surat balasan.
Kali ini Edo mencoba untuk menulis surat lagi untuk sang Presiden. Namun, sadar bahwa suratnya tidak akan direspon lagi, kali ini ia memutuskan untuk membacakannya dihadapan anak-anak minoritas yang lain, mereka berkumpul di YLBHI, Jakarta, Sabtu (27/7/2013).
Berikut ini adalah isi dari surat yang Edo buat:
Selamat siang Pak Presiden SBY, Apa kabar ? Bapak masih inget saya ? Saya Edo pak, Edward Matthew Sitorus, yang tahun lalu pernah kirim surat untuk Bapak. Mungkin Bapak lupa, atau tidak baca surat saya. Ya udah gak apa-apa, saya juga tahu kok, Bapak sibuk.
Waktu buat surat itu, saya masih kelas 6 di SD BPK Penabur. Sekarang saya sudah lulus SD, masuk SMP. Sekarang, saya buat surat lagi untuk Pak SBY, isinya masih seperti yang dulu. Kalo boleh, saya minta tolong untuk Bapak menyuruh Walikota Bogor membuka gereja saya, GKI Yasmin, yang sampai sekarang masih disegel.
Pak Presiden pernah lihat gereja saya sekarang-sekarang ini? Kasian, gak terawat, rumputnya sudah setinggi pagar. Mungkin sudah jadi sarang ular. Minggu lalu, kami ibadah di depan Istana Bapak lagi. Kata Ibu, kebaktian disitu sudah lebih dari 30 kali. Saya aja gak inget lho Pak, saking seringnya, tapi tak satu kalipun Bapak melihat kami.
Minggu lalu itu, hujan derasss sekali. Kami kehujanan Pak. Baju kami basah. Pulang dari Istana pada pilek dan masuk angin. Ibu saya bilang, itu bagian dari perjuangan. Saya sampai bingung,sebenernya salah kami dimana kok mau ibadah aja sampe harus panas-panasan, pake hujan-hujanan segala.
Saya tahu Pak SBY pasti sibuk sekali. Mungkin juga gak sempat baca surat saya yang ini. Tapi saya mohon, dengarkan permintaan saya ini, Pak. Enam bulan lagi, kami mau Natalan. Sudah 3 kali kami Natalan di trotoar, terusir. Sedih sekali. Semoga tahun ini, kami bisa merayakan Natal di dalam gereja. Kami mohon, pak SBY. Salam damai untuk Bapak Edo GKI Yasmin.
Yaah.. harapan saya dengan menulis artikel ini semoga para pemerintah dapat tergerak hatinya. Paling tidak dapat membantu untuk mengusut tuntas kasus GKI Yasmin Bogor ini. Kasian sekali mereka, mereka hanya ingin beribadah di gereja, itu saja. Bukankah di negara ini, negara menjamin masyarakatnya untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya masing-masing?? mau ibadah saja kok dipersulit ?! Miris.
Karena begitu penasaran, saya klik link yang ada disitu kemudian muncul laman artikelnya. Ternyata isi artikel itu cukup menarik, berisi tentang sebuah surat yang ditulis oleh seorang anak kelas 1 SMP yang ditujukan kepada bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Anak ini bernama, Edward Matthew Sitorus atau biasa disapa Edo. Dia adalah salah satu anak yang berasal dari jemaat GKI Yasmin di Bogor, yang kita tahu sampai sekarang kasusnya masih belum menemukan titik temu.
Ini adalah kali kedua Edo menulis surat untuk sang Presiden. Surat pertama ia buat ketika ia masih kelas 6 SD, ia juga sudah pernah mengirimkan suratnya itu langsung ke istana negara. Namun, ia mengaku ia tidak pernah mendapatkan surat balasan.
Kali ini Edo mencoba untuk menulis surat lagi untuk sang Presiden. Namun, sadar bahwa suratnya tidak akan direspon lagi, kali ini ia memutuskan untuk membacakannya dihadapan anak-anak minoritas yang lain, mereka berkumpul di YLBHI, Jakarta, Sabtu (27/7/2013).
Berikut ini adalah isi dari surat yang Edo buat:
Selamat siang Pak Presiden SBY, Apa kabar ? Bapak masih inget saya ? Saya Edo pak, Edward Matthew Sitorus, yang tahun lalu pernah kirim surat untuk Bapak. Mungkin Bapak lupa, atau tidak baca surat saya. Ya udah gak apa-apa, saya juga tahu kok, Bapak sibuk.
Waktu buat surat itu, saya masih kelas 6 di SD BPK Penabur. Sekarang saya sudah lulus SD, masuk SMP. Sekarang, saya buat surat lagi untuk Pak SBY, isinya masih seperti yang dulu. Kalo boleh, saya minta tolong untuk Bapak menyuruh Walikota Bogor membuka gereja saya, GKI Yasmin, yang sampai sekarang masih disegel.
Pak Presiden pernah lihat gereja saya sekarang-sekarang ini? Kasian, gak terawat, rumputnya sudah setinggi pagar. Mungkin sudah jadi sarang ular. Minggu lalu, kami ibadah di depan Istana Bapak lagi. Kata Ibu, kebaktian disitu sudah lebih dari 30 kali. Saya aja gak inget lho Pak, saking seringnya, tapi tak satu kalipun Bapak melihat kami.
Minggu lalu itu, hujan derasss sekali. Kami kehujanan Pak. Baju kami basah. Pulang dari Istana pada pilek dan masuk angin. Ibu saya bilang, itu bagian dari perjuangan. Saya sampai bingung,sebenernya salah kami dimana kok mau ibadah aja sampe harus panas-panasan, pake hujan-hujanan segala.
Saya tahu Pak SBY pasti sibuk sekali. Mungkin juga gak sempat baca surat saya yang ini. Tapi saya mohon, dengarkan permintaan saya ini, Pak. Enam bulan lagi, kami mau Natalan. Sudah 3 kali kami Natalan di trotoar, terusir. Sedih sekali. Semoga tahun ini, kami bisa merayakan Natal di dalam gereja. Kami mohon, pak SBY. Salam damai untuk Bapak Edo GKI Yasmin.
Yaah.. harapan saya dengan menulis artikel ini semoga para pemerintah dapat tergerak hatinya. Paling tidak dapat membantu untuk mengusut tuntas kasus GKI Yasmin Bogor ini. Kasian sekali mereka, mereka hanya ingin beribadah di gereja, itu saja. Bukankah di negara ini, negara menjamin masyarakatnya untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya masing-masing?? mau ibadah saja kok dipersulit ?! Miris.

0 komentar:
Posting Komentar